MEDIA PEMBELAJARAN ONLINE

MEDIA PEMBELAJARAN ONLINE




PENDAHULUAN

        Semakin berkembangnya teknologi saat ini, maka materi tidak hanya bersumber dari media cetak saja tetapi juga telah merambah ke media pembelajaran elektronik, yang telah didukung dengan kehadiran internet. Internet menjadi sumber yang penting bagi peserta didik dalam mencari data. Melalui internet peserta didik dapat mengakses berbagai informasi yang sulit ditemukan di media cetak atau buku. Pembelajaran melalui internet ini sering disebut sebagai Media Pembelajaran Online. Penggunaan media online ini didukung dengan adanya teks, gambar, suara, dan animasi yang bersifat interaktif yang dimasukan ke dalam web.

        Media pembelajaran online ini merupakan salah satu solusi yang dapat digunakan peserta didik sebagai sumber belajar. Media online dapat digunakan sebagai alat bantu proses pembelajaran baik tatap muka maupun non tatap muka dengan terkoneksi internet. Diharapkan dengan media ini materi yang akan disampaikan dapat dengan mudah dimengerti oleh peserta didik. Oleh karena itu pada modul ini akan dijelaskan tentang media pembelajaran online.
A. PENGERTIAN MEDIA PEMBELAJARAN ONLINE 

           E-Learning atau pembelajaran berbasis elektronik merupakan istilah populer yang digunakan untuk mengilustrasikan pemanfaatan teknologi di dalam pendidikan. E-Learning atau proses pembelajaran melalui media elektronik, terutama internet, saat ini dianggap dapat menjadi solusi pendidikan bagi peserta didik yang mempunyai niat untuk memperoleh pengetahuan. Bagi institusi pendidikan, teknologi didalam E-Learning dapat dijadikan media untuk semakin memperbaiki kualitas dalam pembelajaran jarak jauh. Jika semula E-Learning terkesan sebagai pembelajaran yang pasif dan hanya satu arah dari instruktur atau staf pengajar semata, setahap demi setahap hal ini mulai dirombak. Adanya fasilitas forum dan chating didalam media E-Learning mulai merubah pandangan banyak orang akan pembelajaran melalui website yang aktif. Dukungan multimeedia dan perkembangan baru di dunia web semakin membantu mewujudkan pembelajaran interaktif, meskipun tidak bertemu secara fisik (Ridwan Sanjaya dan Marlon Leong, 2008:1) dalam jurnal Rosa Aprianti (2013:2).
MEDIA PEMBELAJARAN ONLINE

         E-Learning berasal dari perpadanan dua kata yakni „e‟ dan „learning‟. „e‟ merupakan singkatan dari electronic dan learning adalah pembelajaran. Jadi E-Learning atau elektornik learning adalah pembelajaran yang dilaksanakan dengan memanfaatkan fungsi internet dalam kegiatan pembelajaran dengan menjadikan fasilitas elektronik sebagai media pembelajaran.

            E-Learning dalam arti luas bisa mencakup pembelajaran yang dilakukan di media elektronik (internet) baik secara formal maupun informal. E-Learning secara formal misalnya adalah pembelajaran dengan kurikulum, silabus, mata pelajaran dan tes yang telah diatur dan disusun berdasarkan jadwal yang telah disepakati pihak-pihak terkait (pengelola e-learning dan pembelajar sendiri). Pembelajaran seperti ini biasanya tingkat interaksinya tinggi dan diwajibkan oleh perusahaan pada karyawannya atau pembelajaran jarak jauh yang dikelola oleh universitas dan perusahaan-perusahaan (biasanya perusahaan konsultan) yang memang bergerak dibidang penyediaan jasa e-learning untuk umum.
B. SEJARAH E-LEARNING

            E-learning atau pembelajaran elektronik pertama kali diperkenalkan oleh Universitas Illonis di Urbana-Champaign dengan menggunakan sistem intruksi berbasis komputer (computer – assisted instruction) dan komputer bernama PLATO. Sejak itu, e-learning berkembang sejalan dengan kemajuan perkembangan dan teknologi. Perkembangan e-learning dari masa ke masa sebagai berikut:
1. Tahun 1990 : Era CBT (Computer Based Training) dimana mulai bermunculan aplikasi e-learning yang berjalan dalam PC standlone atupun berbentuk kemasan CD-ROM . Isi materi dikemas dalam bentuk tulisan maupun multimedia dalam bentuk exetensi mpeg-1, mov atau avi.


2. Tahun 1994 : Diterimanya CBT oleh masyarakat sejak tahun 1994 CBT muncul dalam bentuk paket-paket yang lebih menarik dan diproduksi secara masal.

3. Tahun 1997 : LMS (Learning Management system). Seiring dengan kemajuan teknologi internet, masyarakat di global mulai terhubung dengan internet. Kebutuhan informasi yang ada dapat diperoleh dengan cepat mulai dirasakan sebagai kebutuhan mutlak dan jarak serta lokasi bukanlah halangan lagi.

4. Tahun 1999 : Sebagai tahun aplikasi e-learning berbasis web. Peerkembangan LMS menuju aplikasi e-learning berbasis web berkembang secara total, baik untuk pembelajar (learner) maupun administrasi belajar mengajarnya. Mulai digabungkan dengan situs situs informasi, artikel dan surat kabar. Isinya juga semakin kaya dengan perpaduan multimedia, video streaming, serta penampilan interaktif dalam berbagai pilihan format data yang lebih standar dan berukuran kecil (Ririn Arisa (2013:17-18).
C. FUNGSI MEDIA E-LEARNING

             Menurut Siahaan (2002) dalam Ririn Arisa (2013:18) adapun fungsi pembelajaran elektronik terhadap kegiatan pembelajaran di dalam kelas (classroom instruction), yaitu sebagai suplemen yang sifatnya pilihan atau opsional, pelengkap (komplemen), atau pengganti (substitusi). 1. Suplemen (tambahan)

        Dikatakan berfungsi sebagai supplemen (tambahan), apabila peserta didik mempunyai kebebasan memilih, jadi apakah akan menggunakan materi pembelajaran elektronik atau tidak. Dalam konteks ini, tidak ada kewajiban atau keharusan bagi peserta didik untuk mengakses dan mempelajari materi pembelajaran elektronik. Sekalipun sifatnya opsional, maka peserta didik yang memanfaatkannya tentu akan memiliki tambahan pengetahuan atau wawasan dari pilihannya.
2. Komplemen (pelengkap)

           Dikatakan berfungsi sebagai komplemen (pelengkap) apabila materi pembelajaran elektronik diprogramkan untuk melengkapi materi pembelajaran yang diterima peserta didik di dalam kelas (Lewis, 2002). Sebagai komplemen berarti materi pembelajaran elektronik diprogramkan untuk menjadi materi reinforcement (pengayaan) atau remedial bagi peserta didik di dalam mengikuti kegiatan pembelajaran konvensional. Materi pembelajaran elektronik disebutkan sebagai enrichment, peserta didik yang dengan cepat menguasai atau memahami materi pelajaran yang disampaikan pengajar secara tatap muka (fast learners) diberikan kesempatan untuk mengakses materi pembelajaran elektronik yang memang secara khusus dikembangkan untuk mereka yang mempunyai kemampuan lebih. Tujuannya agar semakin menambah dan memantapkan tingkat penguasaan peserta didik terhadap materi pelajaran yang disajikan pengajar di dalam kelas. Disebut sebagai program remedial, apabila ada peserta didik yang mengalami kesulitan memahami materi pelajaran yang disajikan pengajar secara tatap muka di kelas (slow learners) diberikan kesempatan untuk memanfaatkan materi pembelajaran elektronik yang memang secara khusus dirancang untuk mereka yang mengalami beberapa kendala dalam penyerapan materi. Tujuannya agar peserta didik semakin lebih mudah memahami dan mencerna materi pelajaran yang disajikan pendidik di kelas.
3. Substitusi (pengganti)
       Beberapa perguruan tinggi di negara–negara maju memberikan beberapa alternatif model kegiatan pembelajaran / perkuliahan kepada para peserta didiknya. Dengan tujuannya agar para peserta didik dapat berfikir secara fleksibel mengelola kegiatan perkuliahannya sesuai dengan waktu dan aktivitas lain sehari-hari peserta didik. Alternatif model kegiatan pembelajaran yang dapat dipilih peserta didik, dibagi menjadi tiga yaitu: Pertama, sepenuhnya secara tatap muka langsung pengajar dan peserta didik (konvensional). Kedua, sebagian secara tatap muka dan sebagian lagi melalui fasilitas jaringan internet. Ketiga, sepenuhnya melalui internet. Alternatif model pembelajaran manapun yang akan dipilih peserta didik karena tidak menjadi masalah dalam penilaian pengajar.

D. KARAKTERISTIK MEDIA E-LEARNING

          Menurut Rusman, dkk (2011:264) e-learning memiliki karakteristik, antara lain (1) interactivity (interaktivitas); (2) independency (kemandirian); (3) accessibility (aksesibilitas); (4) enrichment (pengayaan). Selain itu E-learning juga memiliki karakteristik-karakteristik sebagai berikut :
1. Memanfaatkan jasa teknologi elektronik, di mana pendidik dan peserta didik, peserta didik dan sesama peserta didik atau pendidik dan sesama pendidik dapat berkomunikasi dengan relatif mudah dengan tanpa dibatasi oleh hal-hal yang protokoler.
2. Memanfaatkan keunggulan komputer (digital media dan computer networks).
3. Menggunakan bahan ajar bersifat mandiri (self learning materials) disimpan di komputer sehingga dapat diakses oleh pendidik dan peserta didik kapan saja dan di mana saja bila yang bersangkutan memerlukannya.. 
4. Memanfaatkan jadwal pembelajaran, kurikulum, hasil kemajuan belajar dan hal-hal yang berkaitan dengan administrasi pendidikan dapat dilihat setiap saat di komputer (Yuli Maharetta, dkk. 2012:14).

           Sedangkan menurut Clark & Mayer (2008) dalam jurnal Numiek Sulistyo (2013:92) E-learning mempunyai ciri-ciri, antara lain (1) memiliki konten yang relevan dengan tujuan pembelajaran; (2) menggunakan metode instruksional, misalnya penyajian contoh dan latihan untuk meningkatkan pembelajaran; 3) menggunakan elemen-elemen media seperti kata-kata dan gambar-gambar untuk me-nyampaikan materi pembelajaran; 4) memungkinkan pembelajaran langsung berpusat pada pengajar (synchronous e-learning) atau di desain untuk pembelajaran mandiri (asynchronous e-learning); 5) membangun pemahaman dan keterampilan yang terkait dengan tujuan pembelajaran baik secara perseorangan atau meningkatkan kinerja pembelajaran kelompok.

E. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN E-LEARNING

             E-learning merupakan sebuah media pembelajaran buatan manusia yang pastinya mempunyai kelebihan dan kekurangan. Menurut Soekartawi (2002), Mulvihil (1997), Utarini (1997) kelebihan e-learning antara lain: (1) Tersedianya fasilitas e-moderating di mana pendidik dan peserta didik dapat berkomunikasi secara mudah melalui fasilitas internet secara regular atau kapan saja kegiatan berkomunikasi itu dilakukan dengan tanpa dibatasi oleh jarak, tempat dan waktu. (2) pendidik dan peserta didik dapat menggunakan bahan ajar atau petunjuk belajar yang terstruktur dan terjadual melalui internet, sehingga keduanya bisa saling menilai sampai berapa jauh bahan ajar dipelajari. (3) Peserta didik dapat belajar atau me-review bahan ajar setiap saat dan di mana saja kalau diperlukan mengingat bahan ajar tersimpan di komputer. (4) Bila peserta didik memerlukan tambahan informasi yang berkaitan dengan bahan yang dipelajarinya, ia dapat melakukan akses di internet secara lebih mudah. (5) Baik pendidik maupun peserta didik dapat melakukan diskusi melalui internet yang dapat diikuti dengan jumlah peserta yang banyak, sehingga menambah ilmu pengetahuan dan wawasan yang lebih luas. (6) Berubahnya peran peserta didik dari yang biasanya pasif menjadi aktif dan lebih mandiri. (7) Relatif lebih efisien, misalnya bagi mereka yang tinggal jauh dari sekolah atau perguruan tinggi.

          Walaupun demikian pemanfaatan internet untuk pembelajaran atau elearning juga tidak terlepas dari kekurangan. Berbagai kritik (Bullen, 2001, Bearn, 1997), antara lain. (1) Kurangnya interaksi antara pendidik dan peserta didik atau bahkan antar peserta didik itu sendiri. Kurangnya interaksi ini bisa memperlambat terbentuknya values dalam proses pembelajaran, (2) Kecenderungan mengabaikan aspek psikomotorik atau aspek sosial dan sebaliknya mendorong tumbuhnya aspek komersial, (3) Proses pembelajaraannya cenderung kearah pelatihan daripada pendidikan, (4) Berubahnya peran pendidik dari yang semula menguasai teknik pembelajaran konvensional, kini dituntut mengetahui teknik pembelajaran yang berbasis pada ICT, (5) Peserta didik yang tidak mempunyai motivasi belajar yang tinggi cenderung gagal, (6) tidak semua tempat tersedia fasilitas internet atau jaringan, (7) Kurangnya tenaga yang mengetahui dan memiliki keterampilan mengoperasikan internet, (8) Kurangnya ahli dalam hal penguasaan bahasa pemrograman komputer (Ririn Arisa, 2013:21).

ARTIKEL LAINNYA:
POWER POINT "MULTIMEDIA PEMBELAJARAN"
KLASIFIKASI DAN JENIS MEDIA PEMBELAJARAN
TEKNIK PEMILIHAN MEDIA PEMBELAJARAN
MEDIA VISUAL, AUDIO DAN AUDIO VISUAL

Komentar